Dear Diary…
Selamat malam untuk kamu yang sedang aku rindukan. Hehe,
bagaimana kabarmu saat ini? Apakah kau disana baik-baik saja? Aku harap begitu,
mudah-mudahan Allah selalu melindungimu dimanapun kau berada. Aku selalu
berharap Allah akan selalu menjagamu untukku.
Hehehe, tidak terasa waktu begitu cepat berlalu. Membawaku
kembali tersadar pada sejuta kenangan yang kita lewati dahulu. Begitu banyak
cerita yang telah kita tulis bersama dan
hampir kita selesaikan dengan akhir yang sempurna. Namun Allah punya rencana
lain untuk cerita kita. Mungkin saja Allah ingin melihat cerita kita tidak
berhenti sampai disitu saja. Allah ingin melihat bahwa kita bisa membuat cerita
yang lebih indah dari cerita ini (suatu saat nanti). Aku pikir, aku
sudah cukup merasa bahagia bisa menemanimu dalam waktu tersulit yang pernah kau
lalui. Hingga aku merasa bahwa akulah yang sanggup menenangkanmu dari segala
keraguan dan ketakutan yang kau rasakan saat itu. Aku pikir, aku mampu
menjagamu dari kajauhan. Menjagamu lewat sebuah lantunan doa, semoga kau tidak
akan pernah mengecewakanku.
Namun, ternyata semua itu keliru. Aku tidak bisa menjagamu
dari kejauhan, aku telah gagal menjaga apa yang selama ini aku yakini menjadi
kebahagiaanku. Aku merasa kecewa, bukan pada hubungan ini saja. Tetapi juga
pada diriku sendiri. Yang tidak bisa membuat kamu bahagia saat bersamaku.
Mungkin sifatku yang kurang dimatamu, tutur kataku yang
pernah menyakitimu, atau mungkin perbuatan dan sikapku yang pernah membuatmu
kecewa padaku. Percayalah, akupun sudah berusaha melakukan yang terbaik untukmu
saat aku jauh darimu. Kejujuran, keterbukaan, kepercayaan yang aku berikan
mungkin saja tidak akan cukup membuatmu yakin bahwa aku begitu serius dengan hubungan yang aku jalani.
Entah, hal seperti apa lagi yang kau inginkan dari aku?
Kejujuran mungkin terlihat lebih menyakitkan ketika aku tahu pasanganku berusaha
berlaku jujur untuk sesuatu yang tidak ingin aku ketahui. Namun untuk hubungan
yang kita jalani, yang terhalang oleh jarak bukan hanya puluhan kilometer yang
masih bisa kita tempuh, namun ratusan kilometer yang sangat jauh yang
memungkinkan kita tidak bisa bertemu segampang yang kita pikirkan. Bahwa
kejujuran itu sangat penting untuk hubungan jarak jauh. Aku tidak ingin
membohongimu dalam hubungan ini. Aku tidak ingin menyakitimu dalam hubungan
ini. Aku juga tidak ingin membuatmu terlihat pemberontak di depan orang tuamu.
Percayalah, aku sangat menyayangimu sesederhana itu. Aku tidak ingin mengubahmu
menjadi pribadi yang kasar, yang keras kepala, aku hanya ingin menyangimu
dengan segenap hati dan jiwaku. Entahlah, aku mampu menyayangimu tanpa tanda
tanya.
Jujur, rasa ini terlalu besar Allah ciptakan untuk kamu.
Sehingga saat kamu pergi meninggalkan aku, aku tidak tahu bahagimana cara merelakanmu.
Walaupun kamu selalu bilang cukup sampai disini saja, karena semua usahaku akan
sia-sia. Tetapi apa pernah sesekali kamu berpikir bagaimana perasaanku saat
itu, saat aku berusaha sekuat hati dan tenagaku memperjuangkanmu? Saat berulang
kali kamu lontarkan kata-kata yang menyakiti perasaanku. Apakah kamu tahu
segala beban yang aku pikirkan pada saat itu? AKU BENAR-BENAR KEHILANGAN DAN AKU SANGAT TERLUKA.
Hey, maaf. Aku tidak bisa semudah itu melakukan apa
yang kamu mau. Meninggalkanmu, lalu melupakanmu begitu saja. Dan berlaku
seolah-olah aku terima dan baik-baik saja. Maaf aku tidak bisa. Aku rasa aku
terlalu main-main dengan perasaanku saat aku mencoba membunuhmu dari ingatan
dan perasaanku. Walaupun kamu tidak ingin kembali. Aku masih ingin
memperjuangkannya. Ya! Aku berhak memperjuangkan apa yang pantas aku
perjuangkan. Walaupun diluar sana orang menganggap aku bodoh melakukan hal yang
tidak akan pernah kamu anggap penting dipikiranmu.
Entah sanggup atau tidak sanggup, menunggumu dalam
ketidakpastian, namun akan selalu aku lakukan selagi aku masih sanggup untuk
melakukannya. Walaupun terkadang sakit, terkadang lemah, terkadang lelah dengan
semua kenyataan ini, namun demi keyakinan aku akan melakukannya.
Ketika kamu bertanya “Apa yang kamu cari dari aku?”,
maka jujur dari dalam hati aku tidak mencari apa yang kau punya. Aku hanya
mempertahankan sesuatu yang membuat aku nyaman. Karena jika aku disuruh
memilih, antara yang nyaman atau yang berharga, maka aku akan pilih yang
nyaman. Karena yang nyaman tidak akan pernah ada harganya!
Mungkin saat ini atau kelak kamu akan bertemu dengan
orang yang baru, dan berpikir bahwa ada sisi positif dari orang itu yang tidak kamu
temui pada diriku. Tapi ingatlah, disini aku menunggumu hingga tiba pada
saatnya kau datang dan membawa sebuah kepastian. Jika memang jalan takdirku
harus menunggumu, aku rela menghabiskan waktuku untuk menunggumu. Karena kamu
telah mengajarkan aku banyak hal, tentang kehidupan...
Bertahan dalam situasi dan kondisi sesulit ini,
membuat aku banyak menghela napas. Kehidupan seperti apa lagi yang Allah ingin
berikan padaku? Masalah dan cobaan apa lagi yang ingin Allah ujikan padaku?
Mengapa aku selalu menjadi seseorang yang selalu ditinggalkan?
Ini bukan soal mengemis cinta, tetapi ini lebih ke
suatu usaha untuk memperjuangkan sesuatu yang pantas untuk di perjuangkan, bahwa
aku juga berhak memperjuangkanmu. Semoga Allah beri kemudahan untukku
menemukanmu kembali. Mudah-mudahan aku mampu menunjukkan yang terbaik untuk
orang-orang yang kita sayang, untuk orangtuamu, orangtuaku, juga untukmu.
Tetaplah disitu, tetaplah seperti itu, jangan pernah
berubah walaupun aku tahu hati dan pikiranmu sedang tergoncang badai yang
membuatmu kesulitan menentukan sebuah pilihan. Percayalah sayang, jika imanmu
kuat, inshaAllah kita akan selalu bersama. Walau saat ini tidak bisa bertemu
atau sekadar berjabat tangan karena sebuah tuntutan masa depan. Walaupun diluar
sana banyak perempuan cantik yang lebih baik dari aku, lebih segala-galanya
dari aku. Aku hanya ingin laki-laki yang tidak peduli akan hal itu. Tapi satu
hal yang harus kamu tahu, aku mencintaimu dengan sederhana…